18 Agustus 2009

The Boy in the Striped Pyjamas (Review)

Film ini berkisah tentang sebuah keluarga yang mempunyai kepala keluarga seorang komandan tentara Nazi. Bruno yang merupakan putra dari komandan tentara Nazi bersikap dingin saat sang Ayah mengajak semua keluarganya untuk pindah ke Berlin. Keputusan sang Ayah sangat mendadak dengan alasan mendapat promosi di kota tersebut. Setelah sempat menolak, pada akhirnya dengan berat hati Bruno mengikuti keinginan Ayah nya untuk pindah pada keesokan harinya bersama seluruh keluarganya.

Dirumah yang baru, Bruno melihat sebuah pertanian. Karena rasa keingintahuannya dan dia mempunyai sebuah cita-cita untuk menjadi seorang petualang, ia pun mencoba untuk menuju ke tempat pertanian. Ia pun menceritakan apa yang ia temukan disana kepada sang Ibu. Dan Ibu tidak memperbolehkan ia kembali ke tempat tersebut. Setelah ia mengurung diri dalam kamar selama dua minggu karena merasa bimbang harus bermain apa, ia pun memutuskan untuk mencari ban tua untuk dijadikannya sebuah ayunan. Ia dibantu Pavel seorang "pembantu" atau lebih cocok di bilang budak untuk mencarikannya sebuah ban tua. Bruno pun diajak nya ke sebuah ruangan yang berada di taman belakang. Pada saat itu, Bruno melihat ada jendela yang terdapat pada ruangan tersebut dan ia memikirkan sesuatu yang ada kaitannya dengan jendela itu.

Karena rasa penasaran yang sangat mendalam, kesokan harinya ia pun kembali ke ruangan itu. Setelah dia menerawang kearah luar jendela, perlahan ia membuka jendela tersebut lalu keluar melewatinya. Bruno sangat takjub. Ia pun mulai menelusuri jalan diantara perkebunan. Hingga pada akhirnya dia melihat sebuah kawat melingkar. Disana ia bertemu dengan seorang anak yang bernama Shmuel. Shmuel merupakan anak Yahudi. Walaupun mereka sama-sama tahu bahwa "seharusnya" mereka menjadi musuh, namun mereka berteman sangat baik walaupun harus sembunyi-sembunyi.

Pertemanan mereka abadi hingga mereka harus mati terbakar didalam tungku pembakaran.

Point : 9 / 10

1 komentar: